Pages

Friday, February 22, 2013

Luka Batin?

Setelah menjamah om google dari atas ke bawah, mengumpulkan data tentang Luka Batin, akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa menyembuhkan Luka Batin tidaklah mudah.
Luka luar separah apapun bisa sembuh, tapi luka batin... ?
Dalamnya luka batin tak dapat dilihat hanya dari luarnya saja.

Langkah pertama adalah MENGAMPUNI. Dalam pengucapannya sangatlah mudah, tapi buatku sendiri ini seperti soal yang sulit kupecahkan. Bagaimana bisa kita mengampuni dengan mudah orang yang sudah membuat luka di diri kita? Bagaimana bisa melupakan kejadian buruk yang telah menimpa kita?
Bagaimana cara mengampuni dengan sempurna?
Dalam hati aku sering berucap bahwa telah mengampuni orang yang telah bersalah padaku. Tapi pada akhirnya, tak jarang aku mengingat kembali hal-hal buruk yang telah orang tersebut lakukan padaku.
Apakah yang salah adalah kemampuan memoriku? Kenapa hanya memori buruk yang terekam? Padahal ada juga kenangan yang baik (pastinya) dengan oraang tersebut.
Mengampuni bukan hal mudah, tapi aku sedang belajar untuk selalu mengampuni orang yang telah menyakitiku, tanpa harus orang tersebut meminta maaf.

Langkah kedua adalah pasrah. Apapun yang telah dialami dan akan dialami di masa mendatang, pasrahkan saja pada Tuhan. Berikan padaNYA semua sakit dan bahagia yang kita mliki, dengan begitu beban akan terasa ringan.
Intinya ...
PASRAH.

Langkah ketiga adalah BERDOA. Jangan luput berdoa setiap harinya. Luangkan waktu untuk curhat pada Tuhan. Kita butuh waktu untuk hilangkan segala penat, dan perlu dan wajib diketahui, Tuhan adalah maha pendengar. Apapun curhatan kita, dari segala benci dan sakit hati... katakanlah semua itu pada Tuhan. Tuhan akan setia mendengarkan kita. Dengan kuasaNYA, asal kita membuka diri, IA akan berbicara langsung dengan kita melalui segala hal yang ada disekitar kita.
Melalui aroma bunga, melalui perilaku alam, perilaku hewan, melalui keluarga juga teman....
Jangan sampai sehari dirimu tanpa DOA.

Okelah... sedikit-sedikit pasti bisaaalah aku jalani semua itu... demi perkembangan (diri) ke arah yang lebih baik.
Tapi yang aku tangisi dalam setiap harapanku adalah....
Bisakah aku menjadi penyembuh luka batin yang sudah mengerak selama berpuluh tahun?
Bisakah aku berharap Tuhan mau membantunya?
Bisakah secara sembunyi-sembunyi Tuhan menyembuhkan juga keras kepalanya?

Aku sangat ingin dia sembuh dari segala luka batinnya.....

No comments:

Post a Comment