Pages

Monday, July 11, 2016

Percakapan

"Hei! Apa kau tahu? Cintaku pupus."

"Kenapa? Setahuku kau belum menyatakan perasaanmu, namun kau bilang sudah pupus?"

"Aku tahu dia sudah punya pujaan hati."

"Memangnya kenapa?"

"Kenapa bagaimana? Aku tak mau menjadi pengganggu. Itu saja."

"Maka kau pupuskan perasaanmu sendiri?"

"Apa itu salah?"

"..."

"Apa itu salah?"

"Coba kau pikirkan sendiri."

"Aku berpikir kalau tetap berpendirian dalam rasa ketertarikanku padanya, aku akan terjerumus lebih dalam. Setelah mengetahui ini, setidaknya aku belum terlalu masuk dalam perasaan."

"Kau memang orang yang selalu menahan diri. Selalu seperti itu"

"Selalu?"

"Dengan siapapun. Seolah kau tertarik, namun pada akhirnya kau selalu mencari alasan untuk tak melanjutkan ketertarikanmu itu. Rasanya aneh ketika kau tertarik pada orang yang selalu tak bisa kau jangkau."

"Apa iya seperti itu?"

"Apa yang kau cemaskan?"

"Aku tidak cemas"

"Lalu?"

"Hanya saja aku merasa bahwa mungkin bukan dia."

"Haa~h... ya sudahlah..."

"Ini karena aku merasa bebas untuk mencintai siapapun."

"Namun kemudian kau jadi tak bisa berkomitmen dengan siapapun."

"... mmm... haha.."

"Kali ini temukan orang yang menjadikan dirimu sebagai pujaan hatinya. Itu jauh lebih mudah."

"Ide bagus. Tapi apa ada?"

"Ah.. itu.. hmmm.."

***

Kemudian kami terbahak-bahak bersama.